Tema: kependudukan di Indonesia
Tindakan yang dicetus untuk membangun moral masyarakat salah satunya tertumpu pada pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. hal ini terbukti dengan lamanya jenjang pendidikan kurang lebih 16 tahun ( dari TK hingga sarjana). akan tetapi, sedikit sekali pendidikan seperti ini mampu merubah moral masyarakat. kenapa? karena kurang tepatnya jenis pendidikan yang disampaikan pada jenjangnya masing - masing. misalnya, memberi pendidikan karakter pada anak - anak SD. karena pada masa anak - anak, memberi pendidikan layaknya mengukir di atas batu, tidak akan pernah hapus, selalu berbentuk.
Tapi coba lihat faktanya! masih anak - anak saja dijejali dengan ''segudang'' materi keilmuan seperti Biologi, Matematika, PPKN, Bahasa Inggris, Bahasa daerah, Menggambar, Kesenian, Olahraga, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. padahal, anak - anak pun punya kapasitas masing - masing dalam memahami suatu disiplin ilmu. Ironinya, tidak semua anak menyukai materi yang disampaikan di sekolah masing - masing. akibatnya, anak jadi tidak mau belajar dan malas - malasan. ujung - ujungnya, anak - anak mempersiapkan mencontek sebagai solusi singkat untuk mendapat nilai besar.
ketidaksesuaian antara umur dengan jenis pendidikan yang disampaikan, menyebabkan karakter masyarakat Indonesia kurang begitu baik. kita sering melihat orang membuang sampah sembarangan, orang asyik untuk korupsi, melanggar aturan agama, dan segudang kriminalitas lainnya. padahal, masyarakat adalah modal dasar dalam membuat sebuah peradaban bangsa ke arah mata angin yang lebih maju.
solusi yang ingin penulis sampaikan untuk memperbaiki moral masyarakat adalah melalui sekolah Gubernur.
apa itu sekolah gubernur?
sekolah gubernur adalah revolusi dari pendidikan formal. sekolah gubernur ini lebih menitikberatkan kepada karakter, keahlian, dan passion. tanpa mengubah konsep pendidikan formal dari pemerintah, sekolah gubernur ini bisa berdiri sendiri.
sejak kelas 1 SD hingga kelas 4 SD, siswa akan diberi pendidikan Agama, calistung (membaca, menulis, menghitung ) dan pendidikan karakter. dengan dasar "memberi pendidikan kepada anak seperti mengukir di atas batu", maka akan tercipta siswa yang mulia sikapnya dan cerdas. yang paling istimewa, pendidikan agama akan terus diberikan hingga jenjang akhir yaitu sarjana.
dari kelas 5 SD hingga 6 SD, siswa akan diberi beberapa dasar pendidikan seperti Matematika, IPA dasar, bahasa daerah, dan kesenian. diharapkan akan menghasilkan output berupa siswa memahami dasar keilmuan di setiap bidang dan memahami pentingnya melestarikan budaya.
kelas 1 SMP siswa akan dibekali beberapa materi keilmuan seperti Matematika, IPA, IPS, dan Kesenian.
tujuan utamanya adalah menemukan bidang yang diminati siswa. pendidikan karakter pun akan diberi disini sebagai pengingat.
tujuan utamanya adalah menemukan bidang yang diminati siswa. pendidikan karakter pun akan diberi disini sebagai pengingat.
kelas 2 dan 3 SMP siswa akan memasuki jurusan yang materinya disukai oleh siswa tersebut. ada jurusan IPA, IPS, Bahasa, kesenian, dan Matematika.
kelas 1 hingga 3 SMA para siswa akan dikerucuti lagi untuk menekuni beberapa bidang keahilan yang mereka sukai akan tetapi melanjutkan jurusan yang dia tekuni sejak SMP.
pada saat jenjang kuliah, para mahasiswa diharapkan sudah menguasai dasar - dasar ilmu jurusan yang mereka tekuni selama 6 tahun sejak SMP dan SMA. kini, saatnya mahasiswa mendalami dan menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dari dulu hingga sekarang kepada masyarakat melalui karya - karyanya.
kenapa disebut sekolah gubernur? karena gubernur dibayangkan sebagai sosok pemimpin yang cerdas. dengan menimbang ilmu di sekolah gubernur itu, diharapkan para siswa memiliki karakter baik dan cerdas. dengan kata lain, masyarakat akan berkarakter baik dan cerdas. penulis yakin dengan pendidikan yang tepat, maka Indonesia akan menjadi negara Adidaya tahun 2045 tepat setelah 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
No comments on "Sekolah Gubernur