artikel terpopuler

Cukup itu bukan Nominal

dikisahkan, di sebuah desa yang udaranya sangat bersih, Tumbuhan tumbuh kokoh disana, panas matahari yang tidak terik, setiap pagi terdengar ayam mengeluarkan suaranya, burung berterbangan dengan bebas dan berkicau indah, terdapat seorang petani yang sangat gemar sekali mencari nafkah untuk keluarganya. ya, disana sawah terbentang sangat luas, sehingga sebagian besar penduduk disana bermata pencaharian sebagai petani. kebetulan, seorang petani sangat dekat rumahnya dengan sawah yang dia miliki.

tapi sebelum melanjutkan cerita ini, ingin penulis sampaikan, jangan bertanya "lho kok bisa? ga masuk akal banget". kalo nonton film action dan para penontonnya bertanya seperti itu, dijamin film yang anda tonton jadi ga rame, karena ga masuk akal.

oke lanjut ceritanya..
petani tersebut seperti biasa pergi di pagi hari untuk memulai kegiatannya mengatur kegiatan pesawahan. namun ada yang beda kali ini, something wrong is happen.

dari tanah sawah yang dia miliki, tiba-tiba saja mengeluarkan mata emas yang mengalir begitu derasnya. mata uang ini tidak akan pernah berhenti kecuali petani tersebut bilang 'CUKUP' kepada mata emas tersebut. namun, sebelum mengucapkan hal itu, petani berpikir untuk menumpuk emas di dalam rumah tersebut.


Pertama, Petani ini mengambil satu ember untuk mengambil emas tersebut lalu disimpan di rumah. kedua, Petani tersebut mengambil 2 ember untuk mengambil emas lagi dan ditumpuk di rumahnya. so, emasnya numpuk banyak, artinya dia menjadi orang kaya mendadak.
namun, petani tersebut tidak cukup dengan memiliki 3 ember saja. kini, dia membawa sebuah truk, lalu mengambil emas tersebut dan membawanya ke rumah.

Petani tersebut merasa sangat rugi jika mengatakan kata 'CUKUP' kepada mata emas tersebut, karena dia sangat perlu emas untuk kebutuhan hidupnya. meskipun kini, dia sudah sangat kaya dan hartanya tidak akan habis 9 turunan.

malam harinya, petani sangat senang dan merasa bahagia, kini dia tidak perlu susah payah mencangkul tanah, menanam dan menyiram tanaman, tidak perlu terkena sinar terik matahari, dan ini-itu yang menurutnya cukup membuat sibuk kehidupan sehari - harinya.

singkat cerita, petani itu tertidur dengan lelapnya. akan tetapi, mata emas itu terus mengalir dan menutupi seluruh pesawahannya. artinya, malam itu akan menjadi saksi peristiwa kematian petani itu. ya, petani itu mati tertimbun emas karena saking banyaknya emas yang tertumpuk di area pesawahannya, terlebih lagi tumpukan emas itu menindih rumah petani tersebut.

Pepatah mengatakan, " Cukup itu bukan masalah nominal. cukup itu tentang kepuasan hati. hakikatnya, manusia tidak akan pernah merasa cukup jika penilaiannya berupa nominal. tetapi, manusia akan merasa bersyukur jika penilaiannya berupa kepuasan hati."

No comments on "Cukup itu bukan Nominal

Leave a Reply