di pagi hari yang cerah ini, penulis
mengingat cerita masa lalu ketika dulu menjadi pelajar maupun sekarang
ketika masih menjadi mahasiswa. secara tidak sadar, banyak
pelajar/mahasiswa (mungkin dari jaman dulu sampai sekarang) memiliki
benih korupsi sebesar 85% (menjamur kalau kata orang-orang). sungguh
sangat prihatin. padahal negara indonesia bisa maju jika para
pelajar/mahasiswa memiliki kejujuran.
apa buktinya pelajar/mahasiswa berbibit korupsi?
coba deh para pembaca rasakan (yang masih
menjadi pelajar) dan ingat kembali (yang udah jadi alumni), apa yang
biasa dilakukan pelajar ketika ulangan? hehehe.. tau kan? mencontek!
apalagi berjamaah! mencontek adalah suatu ruang ketidakjujuran dan sudah
menjadi ‘penyakit’ para pelajar dari jaman dulu banget. katanya, “kalo
ga nyontek ntar takut dapet nilai kecil atau kena remedial, kan malu” .
nah inilah mental orang yang tidak mau menghadapi kegagalan. bukankah
sukses identik dengan kegagalan juga?
mencontek dan korupsi adalah suatu bagian
dari ketidakjujuran. misalnya, ketika menjadi pelajar/mahasiswa,
tingkat ‘godaan’ untuk mencontek bernilai 40. karena imbasnya adalah
nilai kita bisa besar. sedangkan tingkat ‘godaan’ untuk korupsi adalah
90. karena dengan korupsi, kita bisa mendadak kaya secara instan. nah
sekarang logikanya gini, ketika seorang pelajar dengan tingkat godaan
yang lebih kecil saja dia lakukan, apalagi nanti ketika sudah menjabat
di suatu bidang tertentu dan ada godaan untuk korupsi yang 2x jauh lebih
berat daripada mencontek. apa benar bisa menolak untuk tidak korupsi?
bagamana dengan yang memberi contekan tetapi tidak mencontek?
ya ini sih sama aja dengan kita membantu
orang tersebut untuk tidak jujur. “ah, saya bantu dia waktu ulangan
soalnya kasian, dia ga bisa sama sekali, takut nanti dia nilainya kecil
terus kena remedial ato takut ditendang dari kampus” katanya. alhasil
yang tidak bisa mengerjakan ulangan ini dapat nilai besar dengan instan.
kalo di dalam bidang korupsi tuh
ceritanya seperti ini. ada seorang pejabat yang kita lihat sangat
‘sederhana’ dalam keuangannya. terus karena kasian, diajak deh korupsi,
diajarin caranya seperti apa. alhasil, pejabat ‘sederhana’ ini menjadi
pejabat kaya raya dengan jalan yang salah.
solusi untuk yang pencontek, makanya
banyak belajar, sering hadir di setiap kegiatan belajar mengajar,
ngerjain tugas sendiri dulu, kalau ga bisa baru tanya sama orang lain.
perkaya diri dengan ilmu dan bergaul dengan orang yang baik yang dapat
membimbing kamu ke arah yang lebih baik
oiya dan satu hal yang ingin penulis
sampaikan, kaya tuh bukan indikator mutlak kita bisa disebut sukses.
akan tetapi keseimbangan antara kekayaan dan kebahagiaan secara no
limit.
kenapa harus 85% ? karena yang jujur
ketika ulangan biasanya hanya 15% dari isi kelas sesuai pengalaman
penulis. hehehe.. semoga bermanfaat.
No comments on "85% pelajar indonesia berbibit korupsi